fixmakassar.com – Presiden Prabowo Subianto melemparkan tantangan besar kepada BUMN: sumbang Rp 812,67 triliun ke negara! Angka fantastis ini, setara dengan gunung emas yang menjulang tinggi, diharapkan mampu menutup defisit APBN. Pernyataan tersebut disampaikan saat penyampaian RUU APBN 2026 dan Nota Keuangan beberapa waktu lalu. Sontak, pernyataan ini memicu berbagai reaksi, termasuk dari CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara), Rosan Roeslani.
Rosan, yang seakan berdiri di puncak gunung tantangan, menyatakan kesiapannya untuk berjuang sekuat tenaga. Ia menyebutkan bahwa Danantara akan memanfaatkan seluruh aset dan ekuitas yang dimiliki sebagai landasan pencapaian target tersebut. "Kita akan melakukan semaksimal mungkin," tegas Rosan kepada wartawan. Ia bahkan berencana membandingkan kinerja Danantara dengan Sovereign Wealth Fund (SWF) lain di dunia, sebuah langkah strategis untuk mengukur dan meningkatkan performa.

Lebih lanjut, Rosan memastikan bahwa Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2025 Danantara telah disetujui DPR RI. Dengan begitu, pintu investasi terbuka lebar, terutama untuk proyek-proyek di dalam negeri. Hal ini selaras dengan tugas Danantara dalam membenahi BUMN, termasuk memangkas jumlah komisaris yang sebelumnya dinilai terlalu banyak oleh Presiden Prabowo.
Prabowo sendiri, dalam penyampaiannya, mengungkapkan kegeramannya terhadap kondisi APBN yang defisit. Ia berharap agar BUMN menjadi lokomotif penggerak ekonomi, menghasilkan kontribusi signifikan sehingga APBN tak lagi mengalami defisit. Target US$ 50 miliar atau sekitar Rp 812 triliun, baginya, adalah kunci untuk mewujudkan mimpi tersebut. Sebuah mimpi besar yang membutuhkan kerja keras dan strategi jitu dari seluruh pihak terkait. Akankah mimpi ini menjadi kenyataan? Kita tunggu saja kiprah Danantara dan BUMN lainnya dalam beberapa tahun ke depan.