fixmakassar.com – Indonesia kini memegang 24 perjanjian dagang, meliputi Preferential Trade Agreement (PTA), Free Trade Agreement (FTA), dan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan 30 negara. Wakil Menteri Perdagangan, Dyah Roro Esti, mengungkapkan bahwa langkah ini adalah strategi jitu untuk menavigasi tantangan globalisasi dengan memperluas jangkauan pasar.
Dalam forum 2025 Milken Institute Asia Summit di Singapura, Roro menekankan bahwa perjanjian dagang ini adalah kunci. "Melalui perjanjian Indonesia-EU CEPA, Indonesia-Kanada CEPA, serta Indonesia-Peru CEPA, kita membuka pintu ke pasar yang lebih luas," ujarnya. Indonesia juga giat menjajaki pasar non-tradisional di Afrika, seperti Tunisia dan Mozambik, sebagai bentuk adaptasi terhadap dinamika global.

Manfaat dari perjanjian dagang ini bagaikan oase di gurun ketidakpastian global. Indonesia dapat menjaga daya saing, menikmati akses ekspor tanpa hambatan tarif, dan meningkatkan volume ekspor. Saat ini, 68,05% ekspor Indonesia mengalir ke negara-negara mitra FTA, dan 73,50% impor berasal dari sumber yang sama. Secara kolektif, FTA Indonesia mencakup 34,54% impor global, 26,68% PDB global, dan 47,56% populasi dunia.
Akses ekspor ini bukan hanya milik korporasi raksasa, tetapi juga UMKM. Roro menegaskan bahwa pemerintah terus mendorong ekspor dengan memperluas perdagangan jasa di berbagai sektor, termasuk ritel, e-commerce, logistik, perawatan, perbankan, pariwisata, kuliner, desain, fesyen, dan konstruksi. "Diversifikasi ini memastikan ekonomi dan perdagangan negara tidak hanya bertumpu pada barang," imbuhnya.
Menurut Roro, pemerintah hadir untuk membuka peluang dan melindungi pelaku usaha dari dampak negatif globalisasi. Fokus kebijakan saat ini adalah hilirisasi di sektor industri, perkebunan, dan perikanan, yang diharapkan menciptakan efek domino berupa lapangan kerja dan transfer pengetahuan serta teknologi.
Roro juga mengajak pelaku usaha untuk terus berinovasi dan berkomitmen pada standar internasional. "UMKM memiliki peran besar dalam perekonomian nasional, menyumbang lebih dari 60% PDB, dengan partisipasi perempuan yang sangat signifikan, sekitar 64% UMKM dikelola oleh perempuan," jelasnya.
fixmakassar.com – Data menunjukkan bahwa ekspor Indonesia periode Januari-Agustus 2025 meningkat 7,72% mencapai US$ 185,13 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Indonesia juga mencatat surplus perdagangan sebesar US$ 29,14 miliar, melanjutkan tren positif selama 64 bulan berturut-turut.