fixmakassar.com – Hubungan Indonesia dan Hong Kong kian mesra, bak dua sejoli yang saling bertukar janji. Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus berupaya melebarkan sayap ekspor dan mempererat tali perdagangan internasional, dengan Hong Kong sebagai salah satu fokus utama. Menteri Perdagangan Budi Santoso bahkan memberikan dukungan penuh atas niatan Hong Kong untuk bergabung dalam Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP).
Dukungan ini mencuat usai pertemuan bilateral antara Mendag Budi dengan Sekretaris Perdagangan dan Pembangunan Ekonomi Hong Kong, Algernon Yau, di sela-sela APEC Economic Leaders Meeting di Gyeongju, Korea Selatan. Pembicaraan hangat tersebut memfokuskan diri pada rencana ambisius Hong Kong untuk menjadi bagian dari keluarga besar RCEP.

"Indonesia dengan tangan terbuka menyambut keinginan Hong Kong untuk bergabung dengan RCEP. Kami meyakini bahwa RCEP menjunjung tinggi prinsip regionalisme terbuka, yang menjadi fondasi bagi sistem perdagangan multilateral yang adil, inklusif, dan transparan," ujar Budi, seperti dikutip fixmakassar.com – , Minggu (2/11/2025).
RCEP sendiri merupakan wadah kerjasama ekonomi yang beranggotakan 15 negara, terdiri dari 10 negara ASEAN dan 5 negara mitra ASEAN, yaitu Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru. Selain Hong Kong, ada pula tiga negara lain yang turut mengantre untuk menjadi anggota baru RCEP, yakni Srilanka, Bangladesh, dan Chile.
Sekretaris Yau tak ketinggalan menyampaikan apresiasinya atas dukungan Indonesia terhadap aksesi Hong Kong ke RCEP. Ia juga berjanji akan mendorong gelombang investasi dan kunjungan wisatawan dari Hong Kong ke Indonesia, membuka peluang baru bagi kedua negara.
Data menunjukkan bahwa total perdagangan Indonesia dan Hong Kong pada periode Januari-Agustus 2025 mencapai US$ 3,50 miliar, dengan ekspor Indonesia sebesar US$ 1,43 miliar. Pada tahun 2024, total perdagangan kedua negara mencapai US$ 5,74 miliar, dengan ekspor Indonesia ke Hong Kong sebesar US$ 2,62 miliar.
Batu bara, gas petroleum, pupuk mineral atau kimia, akumulator listrik, serta monitor dan proyektor menjadi komoditas ekspor andalan Indonesia ke Hong Kong. Sementara itu, Indonesia mengimpor sirkuit elektronik terpadu, minyak petroleum, telepon, karet sintetis, dan polimer propilena dari Hong Kong. Hubungan dagang yang erat ini diharapkan terus berkembang, membawa manfaat bagi kedua belah pihak.






