fixmakassar.com – Indonesia tengah berupaya keras meningkatkan ekspor otomotifnya, khususnya ke Meksiko. Layaknya kapal yang berlayar menuju pelabuhan emas, Indonesia memanfaatkan berbagai jalur diplomasi ekonomi untuk mencapai tujuan ini. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa saat ini kuota ekspor otomotif Indonesia ke Meksiko sangat terbatas, hanya sekitar 70 ribu unit. Padahal, potensi ekspor sebenarnya jauh lebih besar, mencapai lebih dari 400 ribu unit. Ini seperti sebuah ladang emas yang belum sepenuhnya digali.
Airlangga menjelaskan bahwa banyak negara membangun "tembok tinggi" proteksionisme untuk melindungi pasar domestik mereka. Namun, Indonesia optimistis dapat menembusnya melalui berbagai perjanjian dan forum internasional. Salah satu strategi kunci adalah keikutsertaan Indonesia dalam Comprehensive and Progressive Agreement to Trans-Pacific Partnership (CPTPP). "CPTPP akan membuka pasar Meksiko," tegas Airlangga.

Selain CPTPP, Indonesia juga berupaya bergabung dengan Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). Jika berhasil dalam 1-2 tahun ke depan, ekspor Indonesia diprediksi akan melesat bak roket. "Ini akan membuka pasar yang lebih luas dan meningkatkan kapasitas produksi kita," tambah Airlangga.
Indonesia juga telah menjalin berbagai kesepakatan perdagangan baru, termasuk dengan negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) serta perjanjian dagang Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA). Prestasi ekonomi Indonesia yang tetap tumbuh di angka 5% — suatu pencapaian yang jarang dicapai negara lain — juga menjadi modal kuat dalam negosiasi perdagangan internasional. Airlangga bahkan menyebut Indonesia sebagai pemimpin ASEAN yang menjadi rujukan bagi negara-negara lain.
Sebelumnya, Airlangga telah menyinggung kendala ekspor ke Meksiko, terutama untuk mobil Completely Built Up (CBU). Ia menekankan bahwa negosiasi perjanjian bilateral antara Indonesia dan Meksiko akan terus didorong, meskipun prosesnya membutuhkan waktu 1-2 tahun. CPTPP sendiri merupakan perjanjian perdagangan antara Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chile, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, dan Vietnam. Dengan strategi yang terencana dan kerja keras, Indonesia optimis dapat merebut pasar otomotif Meksiko dan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.