fixmakassar.com – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa terang-terangan menunjukkan kelegaannya terkait rencana restrukturisasi utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh). Bak lepas dari beban berat, Purbaya mengaku senang tidak dilibatkan dalam negosiasi yang akan dilakukan antara pihak Indonesia dan China. "Bagus. Saya nggak ikut kan? Top!" ujarnya dengan nada riang saat ditemui di Kantor Pusat Kemenkeu, Jakarta Pusat, Kamis (23/10/2025).
Purbaya menekankan bahwa Kementerian Keuangan sedapat mungkin akan menghindari campur tangan dalam penyelesaian utang proyek yang dikelola oleh PT KCIC (Kereta Cepat Indonesia China) ini. Ia berharap masalah pelik ini dapat diselesaikan secara business to business (b to b) antara pihak-pihak yang terlibat, tanpa melibatkan dana APBN.

Seperti diketahui, proyek ambisius ini didanai sebagian besar (75%) melalui pinjaman dari China Development Bank (CDB), sementara sisanya (25%) berasal dari ekuitas konsorsium. Kontribusi ekuitas dari pihak Indonesia, melalui PSBI/KAI dkk, menjadi bagian terbesar dari 25% tersebut.
Menanggapi rencana Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) yang akan mengirim tim ke China untuk bernegosiasi, Purbaya menyatakan kemungkinan hanya akan hadir sebagai pengamat. Ia kembali menegaskan preferensinya agar utang Whoosh diselesaikan melalui mekanisme B2B. "Udah, mantap. Solusinya udah bagus, mereka sudah dapat kesepakatan. Saya nggak ikut campur, bagus," tegasnya.
Sebelumnya, COO Danantara, Dony Oskaria, mengungkapkan bahwa timnya akan bernegosiasi mengenai berbagai aspek pinjaman, termasuk tenor, suku bunga, dan mata uang yang digunakan. Negosiasi ini diharapkan dapat memberikan solusi terbaik bagi kedua belah pihak. Purbaya pun menyambut baik inisiatif tersebut, berharap agar negosiasi berjalan lancar dan menghasilkan kesepakatan yang menguntungkan.






