fixmakassar.com – Pengakuan negara terhadap Marsinah sebagai Pahlawan Nasional bak oase di padang pasir bagi kaum buruh. Serikat buruh memaknai penghargaan ini sebagai penyulut semangat perjuangan, mengingat dedikasi Marsinah yang tanpa gentar membela hak-hak pekerja di era 90-an.
Andi Gani Nena Wea, Presiden KSPSI, menuturkan bahwa Marsinah adalah simbol perlawanan terhadap ketidakadilan. "Beliau berjuang dengan taruhan nyawa, sebuah pengorbanan luar biasa," ujarnya usai upacara penganugerahan di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat (10/11/2025).

Keberanian Marsinah, lanjut Andi Gani, menjadi teladan bagi para pemimpin serikat pekerja saat ini. Di tengah kebebasan berpendapat yang lebih luas, semangat Marsinah tetap relevan sebagai pengingat akan pentingnya menyuarakan kebenaran.
Kakak kandung Marsinah, Marsini, berharap pemerintah dapat menindaklanjuti penghargaan ini dengan kebijakan yang pro-buruh. Ia menyoroti praktik outsourcing dan PHK yang merugikan pekerja, meminta pemerintah untuk lebih serius memperhatikan kesejahteraan mereka. "Jangan ada PHK, terutama outsourcing. Kasihan kalau sudah berkeluarga, bisa jadi masalah," tuturnya dengan nada prihatin.
Marsinah, yang lahir dari keluarga petani sederhana di Nganjuk, Jawa Timur, telah menjadi ikon perjuangan hak asasi manusia. Gelar Pahlawan Nasional yang disandangnya adalah pengakuan atas jasa-jasanya, sekaligus harapan baru bagi masa depan buruh Indonesia. Semangatnya terus membara, menjadi obor penerang di tengah tantangan zaman.






