fixmakassar.com – Mimpi UMKM Indonesia untuk menembus pasar global semakin berkibar bak bendera pusaka di Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40. Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) terus memacu UMKM agar naik kelas, salah satunya melalui gelaran TEI di ICE BSD, Tangerang.
Bukan sekadar ajang pamer produk, TEI kali ini menjadi jembatan emas bagi para eksportir untuk berkolaborasi dengan pembeli dari berbagai penjuru dunia. Sesi business counseling menjadi arena penting, di mana 200 eksibitor yang terdiri dari pelaku UKM, eksportir, dan calon eksportir mendapatkan 400 konsultasi bisnis dari perwakilan perdagangan Indonesia di luar negeri.

Direktur Jenderal PEN Kemendag, Fajarini Puntodewi, menekankan pentingnya kolaborasi untuk merebut pasar global. "Indonesia memiliki potensi besar untuk mengisi pasar global. Tanpa kolaborasi yang bagus, kita tidak bisa mencapai market yang kita inginkan," ujarnya saat acara TEI, Jumat (17/10/2025). Sesi konsultasi ini dirancang untuk membuka ruang dialog, komunikasi, dan networking bagi para pengusaha dan eksportir.
Salah satu pengusaha, Fahmi M Fauzi, pemilik inovasi Kopi Luwak Enzimatik, berkonsultasi dengan Atdag Paris untuk mempromosikan produknya ke Prancis. Inovasi ini, yang menggunakan enzim dan bakteri dari pencernaan luwak, mendapat sambutan positif dan menargetkan nilai transaksi US$ 380 ribu untuk 50 ton kopi.
Senada dengan itu, Suci, pemilik Mannaws Potato Chips dari Bandung, merasa sangat terbantu dengan kegiatan ini. Ia berencana melakukan ekspor perdana ke Asia Tenggara dan Asia Timur, dimulai dari Singapura dan Jepang. "Saya jadi memahami lebih lanjut apa saja yang perlu disiapkan dan lebih diperhatikan," ungkapnya.
Atdag KBRI London, Ayu Siti Maryam, menegaskan dukungan penuh terhadap visi Kemendag untuk mendorong ekspor UMKM. Pihaknya memberikan konsultasi dari hulu ke hilir, menghubungkan eksportir dengan buyer potensial di Inggris.
Kemendag juga menandatangani perjanjian kerja sama (PKS) dengan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI). Busan, perwakilan Kemendag, menegaskan bahwa MoU ini akan meningkatkan ekspor barang dan jasa melalui perwakilannya di 33 negara. "Kami ingin PMI tidak hanya bekerja di luar negeri, tetapi juga belajar dan menjadi duta perdagangan Indonesia," jelas Busan.
Menteri P2MI, Mukhtarudin, menambahkan bahwa kolaborasi ini akan memperluas peluang bagi PMI dan meningkatkan keterampilan mereka. "Kami ingin PMI tidak banyak secara jumlah, tetapi juga unggul secara kualitas," pungkasnya. Sinergi lintas kementerian ini diharapkan dapat menekan angka pengangguran dan menjadikan PMI sebagai kekuatan ekonomi melalui remitansi dan devisa.






