fixmakassar.com – Gaji komisaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia ternyata bak langit dan bumi jika dibandingkan dengan negara lain. Daya Anagata Nusantara (Danantara) pun mengambil langkah berani dengan melakukan penyesuaian tantiem, bahkan membuka pintu bagi profesional asing untuk mengisi posisi strategis.
Pandu Patria Sjahrir, Chief Investment Officer (CIO) BPI Danantara, mengungkapkan bahwa selama ini struktur kompensasi komisaris BUMN terlampau tinggi. "Komisaris-komisaris kita, jujur saja, memang terlalu mahal jika dibandingkan dengan standar dunia. Ini yang harus kita benahi," ujarnya dalam acara di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis (16/10/2025).

Tantiem, sebagai bentuk penghargaan atas laba perusahaan, juga tak luput dari perhatian. Penyesuaian ini diharapkan dapat menghemat anggaran negara hingga Rp 8,2 triliun. Dana segar ini rencananya akan dialokasikan untuk investasi dan pengembangan bisnis BUMN.
"Penghematan dari tantiem komisaris ini akan kita gunakan untuk investasi," imbuh Pandu. Ia menambahkan bahwa insentif bagi direksi akan lebih berbasis pada kinerja operasional dan laporan keuangan riil perusahaan.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya Danantara untuk mendorong BUMN agar lebih kompetitif di kancah global. "Kita ingin Mandiri bisa bersaing langsung secara global. Kita ingin Pertamina menjadi salah satu perusahaan terbesar di sektor migas," tegas Pandu. Untuk mencapai visi tersebut, Danantara berkomitmen mencari Sumber Daya Manusia (SDM) terbaik yang mampu meningkatkan kualitas institusi di bawah naungannya.






