fixmakassar.com – Mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), baru-baru ini menyuarakan keprihatinannya atas menurunnya komitmen global terhadap isu-isu krusial seperti penyelamatan lingkungan. SBY melihat adanya pergeseran prioritas, di mana negara-negara cenderung lebih fokus pada kepentingan nasional masing-masing.
SBY menyoroti bagaimana semangat multilateralisme yang dulu membara di forum-forum internasional kini mulai meredup. "Dulu, di G20, kami kompak. Sekarang, kehangatan itu hilang," ungkap SBY dalam acara Indonesia Energy Transition Dialogue, menggambarkan perubahan lanskap diplomasi global. Ia menambahkan bahwa kini banyak negara yang lebih memilih jalan ultranasionalis.

Kondisi ini, menurut SBY, sangat berbeda dengan era kepemimpinannya, di mana kerja sama global menjadi kunci dalam menghadapi berbagai tantangan. Ia mengenang bagaimana para pemimpin dunia, dari Bush hingga Putin, bahu-membahu mengatasi krisis.
Lebih lanjut, SBY menyoroti peningkatan konflik di berbagai belahan dunia, mulai dari Eropa hingga Asia Tenggara. Ironisnya, ia melihat bahwa sumber daya finansial global kini lebih banyak dialokasikan untuk membangun kekuatan militer, alih-alih mengatasi isu-isu mendesak seperti perubahan iklim dan penyakit menular. "Uang lebih banyak diarahkan untuk membangun tank baja daripada menyelamatkan bumi," sindirnya.
Namun, di tengah pesimisme global, SBY tetap menaruh harapan pada Indonesia. Ia memberikan dukungan penuh kepada Presiden Prabowo Subianto atas visi dan komitmennya dalam membangun ketahanan energi nasional yang ramah lingkungan. SBY berharap Indonesia dapat menjadi contoh bagi negara lain dalam mewujudkan transisi energi bersih demi masa depan bumi yang lebih baik.