fixmakassar.com – Grand Mall Bekasi, sebuah ikon perbelanjaan yang dulu megah, kini hanya menjadi bayangan masa lalu. Tirai besi telah diturunkan, mengakhiri era kejayaan mal yang berada di bawah bendera Grup Lippo, kerajaan bisnis milik Mochtar Riady yang kini dinakhodai oleh generasi penerus, James Riady.
Mal seluas 47.667 meter persegi ini, yang dikelola oleh Lippo Malls Indonesia, dahulu adalah jantung kota Bekasi. Lokasinya yang strategis di dekat Stasiun Kranji, bak magnet menarik pengunjung untuk berbelanja, bersantap, dan menikmati hiburan bersama keluarga. Namun, potret yang ada kini jauh berbeda.
Sabtu kelabu, 11 Oktober 2025, menjadi saksi bisu kesunyian Grand Mall Bekasi. Dari kejauhan, mal ini tampak seperti kota mati, tanpa hiruk pikuk pengunjung atau gemerlap lampu toko. Bahkan, nama "Grand Mall Bekasi" yang dulu terpampang gagah, kini tertutup kain, seolah menyembunyikan luka yang mendalam.
Pintu masuk utama terkunci rapat, dihalangi papan peringatan "Awas Lantai Basah," sebuah ironi mengingat keringnya aktivitas di dalam. Pintu Timur dan Barat pun bernasib sama, menutup rapat akses bagi siapa pun yang ingin bernostalgia atau sekadar mencari hiburan.
Mengintip ke dalam, yang terlihat hanyalah kegelapan dan debu. Toko-toko yang dulu ramai kini sepi, dihiasi tempelan kertas bertuliskan "Dijual" atau "Disewakan," sebuah pertanda bahwa denyut nadi perdagangan di sini telah lama berhenti berdetak. Grand Mall Bekasi, sang raksasa yang dulu perkasa, kini telah tumbang, meninggalkan tanya besar di benak warga Bekasi. Apa yang sebenarnya terjadi? Hanya waktu yang akan menjawabnya.
