fixmakassar.com – Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, menyerukan kepada masyarakat untuk mempercayai data resmi yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Pernyataan ini muncul setelah pengumuman BPS mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2025 yang mencapai 5,12% sempat menuai perdebatan. Angka tersebut dianggap melampaui proyeksi banyak ekonom dan diragukan kesesuaiannya dengan kondisi riil di lapangan.
Bahlil menekankan bahwa BPS adalah lembaga negara yang kredibel dan memiliki tanggung jawab besar dalam menyajikan data yang akurat. Ia menyayangkan kecenderungan sebagian masyarakat yang lebih mudah percaya pada informasi yang beredar di media sosial dibandingkan data resmi dari lembaga pemerintah.
"BPS ini badan yang harus dipercaya oleh semua orang. Masa mau percaya sosmed daripada BPS, kan nggak bisa dong," tegas Bahlil dalam sebuah acara di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Selasa (14/10/2025). Ia menambahkan, sudah seharusnya masyarakat memberikan apresiasi kepada BPS atas kerja kerasnya.
Bahlil juga menyoroti sikap sebagian masyarakat yang cenderung meragukan keberhasilan pemerintah, namun cepat dalam mengkritik kekurangan. Ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk lebih percaya pada kemampuan diri sendiri dan lembaga-lembaga resmi negara. "Kita ini bangsa besar yang harus percaya dengan kemampuan bangsa dan anak-anak negeri," imbuhnya.
Sebelumnya, pengumuman BPS mengenai pertumbuhan ekonomi 5,12% pada kuartal II-2025 memang sempat mengejutkan banyak pihak. Ekonom Senior INDEF, Tauhid Ahmad, mengaku kaget dengan angka tersebut, karena sebelumnya ia memprediksi pertumbuhan ekonomi tidak akan mencapai 5%. Direktur Eksekutif CELIOS, Bhima Yudhistira, bahkan memperkirakan pertumbuhan hanya akan berada di kisaran 4,5-4,7%. Perbedaan proyeksi ini memicu diskusi dan analisis lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
