fixmakassar.com – Hubungan ASEAN dan China kian erat dengan lahirnya ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) 3.0. Bak gayung bersambut, kemitraan ini hadir di tengah riuhnya kebijakan tarif dagang yang diterapkan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump.
Penandatanganan ACFTA 3.0 berlangsung meriah di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), Malaysia, menjadi penutup manis Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-47, Selasa (28/10). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto hadir mewakili Presiden Prabowo Subianto.

"Pemerintah Indonesia akan segera memulai proses ratifikasi dan menyelaraskan kebijakan dalam negeri. Kami juga akan berkoordinasi dengan berbagai kementerian/lembaga serta pelaku usaha untuk memastikan Indonesia dapat memetik manfaat sebesar-besarnya dari implementasi ACFTA 3.0 Upgrade ini," jelas Airlangga dalam keterangan tertulis, Selasa (28/10/2025).
ACFTA 3.0 menjadi lembaran baru dalam kemitraan ekonomi ASEAN dan China yang lebih inklusif dan komprehensif. China sendiri telah menjadi mitra dagang utama bagi ASEAN selama 16 tahun terakhir, dan juga merupakan mitra dagang utama bagi Indonesia.
Pada tahun 2024, nilai perdagangan Indonesia dan China mencapai US$ 136,59 miliar, dengan realisasi investasi dari Negeri Tirai Bambu di Indonesia mencapai US$ 8,1 miliar. Angka ini melonjak 9% dibandingkan tahun sebelumnya.
Diharapkan, ACFTA 3.0 akan semakin memperkuat tren positif perdagangan antara ASEAN dan China. Selain itu, juga akan mendorong diversifikasi ekspor, peningkatan nilai tambah industri, dan investasi yang lebih berkelanjutan. Kerja sama ini mencakup berbagai isu strategis dan terkini, seperti ekonomi digital, ekonomi hijau, konektivitas rantai pasok, pengembangan UMKM, perlindungan konsumen, dan persaingan usaha.
Sebagai informasi, ACFTA 3.0 merupakan pembaruan dari perjanjian ACFTA yang telah berlaku sejak tahun 2010. Tujuannya adalah untuk memperluas kerja sama perdagangan. ACFTA 3.0 Upgrade menjadi langkah krusial untuk memastikan kerja sama ASEAN dan China tetap relevan dengan dinamika ekonomi global, serta memberikan manfaat nyata bagi para pelaku usaha di kawasan.
"Bagi Indonesia, ini adalah peluang emas untuk memperkuat daya saing kita di hadapan salah satu raksasa ekonomi dunia," tegas Airlangga.
ACFTA 3.0 menjadi salah satu hasil utama (major outcomes) dari pelaksanaan KTT ASEAN ke-47 yang diketuai oleh Malaysia. Perlu diketahui, ACFTA merupakan perjanjian perdagangan pertama yang dicapai ASEAN dengan negara di luar blok Asia Tenggara.
Data dari Pemerintah China menunjukkan bahwa perdagangan ASEAN dan China mencapai Yuan 5,57 triliun (sekitar US$ 785 miliar) pada periode Januari-September 2025. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 9,6% dibandingkan tahun sebelumnya.






