fixmakassar.com – Pemerintah Indonesia tengah bergerak cepat, menargetkan pembangunan 20.000 Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih rampung pada akhir tahun 2025. Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT), Yandri Susanto, mengungkapkan bahwa target ambisius ini sudah hampir terwujud, sebuah langkah maju dalam mewujudkan ekonomi kerakyatan di pedesaan.
Dalam kunjungan kerjanya di Majalengka, Jawa Barat, Jumat (19/12/2025), Yandri menjelaskan bahwa pembangunan Kopdes Merah Putih ini dilakukan secara bertahap, sesuai arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto. "Target kita sampai akhir tahun ini memang 20 ribu. Sekarang sudah hampir 20 ribu itu mulai pembangunannya," ujarnya. Meskipun target jangka pendek adalah 20.000 unit, visi besarnya adalah membangun total 80.000 Kopdes Merah Putih di seluruh penjuru negeri, dengan harapan seluruhnya rampung pada pertengahan tahun 2026.

Namun, di balik optimisme pencapaian ini, Yandri tidak menampik adanya tantangan yang menjadi ganjalan dalam proses pembangunan. Salah satu kendala utama yang kerap membayangi adalah pengadaan lahan yang strategis dan memadai. "Kebanyakan kendalanya pengadaan lahan. Kadang tanahnya ada, tapi kurang strategis, atau luasnya tidak mencukupi," jelasnya, menggambarkan betapa krusialnya lokasi sebagai jantung keberhasilan sebuah koperasi.
Untuk mengatasi simpul mati ini, pemerintah membuka lebar pintu kolaborasi dengan berbagai pihak, mulai dari masyarakat hingga sektor swasta. Yandri mencontohkan, di Kalimantan Barat, semangat gotong royong terwujud nyata ketika seorang warga rela menghibahkan tanahnya demi pembangunan Kopdes Merah Putih, mengingat desa tersebut tidak memiliki tanah bengkok. Kisah serupa datang dari Sulawesi Selatan, daerah dengan kepadatan penduduk tinggi dan keterbatasan lahan. Di sana, sebuah perusahaan perumahan menunjukkan kepeduliannya dengan menghibahkan fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum) mereka untuk dijadikan lokasi Kopdes. "Di sana sampai 14.000 orang padat penduduknya, tapi karena tidak ada lahan, perusahaan perumahan menghibahkan fasos-fasumnya," pungkas Yandri, menunjukkan bahwa solusi kreatif seringkali muncul dari kemitraan yang kuat.






