fixmakassar.com – Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) bak angin segar bagi masyarakat. Pemerintah mengklaim program ini berhasil menstabilkan harga beras, bahkan membuatnya merosot! Sejak Juli hingga akhir tahun, pemerintah menargetkan penyaluran 1,3 juta ton Cadangan Beras Pemerintah (CBP) melalui SPHP. Layaknya sebuah orkestra yang terkoordinasi, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, saat mengunjungi Pasar Induk Rau, Serang, mengungkapkan harga beras relatif stabil, bahkan cenderung turun. Kehadiran SPHP dari Bulog, menjadi kunci utama penstabil harga.
Tito menjelaskan, beras SPHP dijual dengan harga Rp 12.000 per kilogram (atau Rp 60.000 per 5 kilogram), lebih rendah dari Harga Eceran Tertinggi (HET) di Banten yang mencapai Rp 12.500 per kilogram. Ia pun menyampaikan apresiasi kepada pedagang yang bersedia menjual di bawah HET, sebuah tindakan yang patut diacungi jempol. Bapanas dan Bulog juga mendapat pujian atas kecepatan dan ketepatan dalam menjaga pasokan beras.

Arahan Presiden Prabowo Subianto untuk menjamin ketersediaan beras bagi masyarakat menjadi pendorong utama program ini. Pemerintah menyiapkan sekitar 4 juta ton beras, dengan 1,3 juta ton disalurkan secara bertahap melalui SPHP. Ini seperti membangun bendungan raksasa untuk mencegah banjir kelangkaan beras.
Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Prita Laura, menjelaskan bahwa Presiden Prabowo menekankan pembenahan sistem distribusi beras dari hulu hingga hilir. Penggunaan aplikasi SPHP untuk pedagang dalam mendapatkan jatah beras CBP menjadi salah satu upaya pemerintah untuk mempermudah pengawasan dan menindak oknum yang nakal. Pemerintah, bagaikan seorang detektif ulung, akan terus mengawasi distribusi beras untuk mencegah kelangkaan dan memastikan beras sampai ke tangan masyarakat. Program ini tak hanya sekadar intervensi pasar, tetapi juga sebuah upaya untuk membangun sistem ketahanan pangan yang kokoh dan berkelanjutan.