Berita  

Emas Berkilau, Ekonomi Meragu: Investasi Aman Jadi Bumerang?

Mahadana
Emas Berkilau, Ekonomi Meragu: Investasi Aman Jadi Bumerang?

fixmakassar.com – Kilau emas yang memikat, bak magnet menarik investor di tengah badai ekonomi. Logam mulia ini dianggap sebagai pelabuhan aman, tempat berlindung dari inflasi dan ketidakpastian. Namun, di balik kilaunya, tersembunyi potensi perlambatan ekonomi yang mengintai.

Ibrahim Assuaibi, pengamat ekonomi dari Mata dan Komoditas, mengungkapkan bahwa harga emas yang meroket dapat memicu aksi "tahan belanja" di kalangan masyarakat. Alih-alih membelanjakan uang, mereka lebih memilih mengamankan aset dengan membeli emas. Akibatnya, daya beli masyarakat melemah, dan roda ekonomi pun ikut tersendat.

Emas Berkilau, Ekonomi Meragu: Investasi Aman Jadi Bumerang?
Gambar Istimewa : akcdn.detik.net.id

"Saat ekonomi melambat, peredaran uang pun ikut seret. Masyarakat lebih memilih membelanjakan uangnya untuk emas perhiasan atau logam mulia, yang mereka yakini nilainya akan terus naik," jelas Ibrahim.

Meski investasi emas menunjukkan peningkatan literasi keuangan, pembelian berlebihan akibat FOMO (Fear of Missing Out) dapat menjadi bumerang. Masyarakat lebih memilih "berpuasa" demi mengamankan emas, yang pada akhirnya menekan konsumsi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Bahkan, Antam sampai harus membatasi pembelian karena tingginya permintaan.

Kondisi ini diperparah dengan investor asing dan domestik yang ikut-ikutan mengalihkan dana ke emas, membuat peredaran uang semakin terbatas.

Namun, Ekonom senior Institute for Development Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad, memiliki pandangan yang lebih moderat. Menurutnya, dampak kenaikan harga emas terhadap ekonomi domestik memang ada, namun tidak signifikan.

Tauhid berpendapat bahwa pembelian emas lebih banyak menggunakan dana tabungan daripada dana konsumsi. Sehingga, masyarakat tidak serta merta mengurangi belanja hanya untuk membeli emas. Kenaikan harga emas lebih memengaruhi peralihan jenis investasi atau cara masyarakat menyimpan dana.

"Jika semakin banyak emas disimpan, berarti ada pengurangan konsumsi. Pengaruhnya memang ada, tapi tidak terlalu besar," terang Tauhid.

Selain itu, kenaikan harga emas juga dapat memengaruhi pasar modal dan pasar saham. Investor asing mungkin akan mengalihkan sebagian dananya ke emas, meski jumlahnya tidak akan terlalu besar. Sebab, selisih harga beli dan jual kembali (buyback) emas membuat keuntungan menjadi sangat tipis, bahkan bisa tidak ada jika diperdagangkan.

Ikuti Kami di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *